Pengaruh Konsentrasi CO2 dalam Proses Fotosintesis



LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
FOTOSINTESIS
Pengaruh Konsentrasi CO2 dalam Proses Fotosintesis



Oleh :
Nama               : Ongki Yuwentin
NIM                : 140210103042
Kelas               : Fisiologi Tumbuhan B
Kelompo         : 1



Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Mipa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2016

I.                   Judul
Pengaruh Konsentrasi CO2 dalam Proses Fotosintesis

II.                Tujuan
Untuk mengetahui Pengaruh Konsentrasi CO2 dalam Proses Fotosintesis
III.             Tinjauan Pustaka

Semua tumbuhan merupakan autotrof, tumbuhan memerlukan nutrien berupa air dan mineral dari tanah serta karbondioksida dari udara. Secara spesifik, tumbuhan merupakan fotoautotrof, organisme yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi untuk mensintesis zat-zat organik (Campbell dkk, 2008:200).
Seluruh bagian tumbuhan  berwarna hijau, termasuk batang hijau dan buah yang belum matang, memiliki kloroplas, namun daun merupakan tempat utama fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan ada sekitar setengah juta kloroplas per milimeter persegi permukaan daun. Warna daun berasal dari klorofil permukaan daun. Warna daun berasal dari klorofil (chlorophyll), pigmen hijau yang terletak di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diabsorbsi (diserap) oleh klorofil menggerakkan sintesis molekul organik dalam kloroplas. Kloroplas terutama ditemukan dalam sel mesofil (mesophyll), jaringa di interior daun. Karbondioksida memasuki daun, dan oksigen keluar, melalui pori-pori mikroskopik yang disebut stomata (tunggal stoma ; dari kata yunani yang berarti ‘mulut’). Air yang diserap oleh akar diangkut ke daun melalui pembuluh. Daun juga menggunakan pembuluh untuk mengekspor gula ke akar dan bagian-bagian nonfotosintetik lainnya dari tumbuhan (Campbell dkk, 2008:201-202).
Fotosintesis ialah proses metabolisme yang terjadi pada suatu organisme photoautotrof,  yang mamap mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat (Arifin,2015). Fotosintesis ialah proses dari fotokimia dimana terjadi konversi energi dari energi cahaya akan menjadi energi kimia yang akan disimpan dalam bentuk glukosa. Proses fotosintesis ini berlangsung pada kloroplas yang memiliki klorofil. Klorofil adalah pigmen yang terdapat pada tanaman yang dapat menyerap cahaya yang akan dipergunakan dalam proses fotosintesis. Karakteristik dari klorofil sangat erat hubungannya dengan laju dari proses fotosintesis sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksivitas dari  tanaman tersebut (Li et al, 2006 dalam  matana,et al.2014).
                                    Cahaya matahari
 6 CO2 + 6 H2O               C6H12O6 + 6 O2
Pigmen fotosintesis
Berdasarkan  dari proses  fotosintesis, CO2 serta H2O merupakan substrat yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis (berupa klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Atom O ini berasal dari CO2 dan H berasal dari H2O (Ai,2012:28).
Proses fotosintesis terbagi menjadi dua bagian utama yaitu utama  reaksi terang (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya).
1)      Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan mereduksi NADPH2. Reaksi ini membutuhkan molekul air. Proses ini berawal dari penangkapan foton. 
2)      Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang yang didapat pada proses fotosintesis akan memberi dampak pada berbagai proses biokimia. Reaksi gelap ini biasa disebut dengan siklus Calvin yang dapat mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi gelap karena prosesnya tidak bergantung pada adanya cahaya (Kimball, 2002).
Natrium bikarbonat (Soda kue) adalah serbuk bebentuk kristal yang memiliki warna putih serta berasa asin sifatnya mudah larut air, dan tidak higroskopis. Natrium bikarbonat dapat dengan cepat menyerap air di lingkungannya dan akan menyebabkan dekomposisi dan hilangnya karbondioksida. Natrium bikarbonat adalah sumber utama dari karbondioksida dalam sistem effervescent. Senyawa ini akan larut dengan sempurna dalam air, tidak higroskopis, tidak mahal, banyak tersedia di pasaran. Natrium bikarbonat merupakan alkali natrium yang memiliki sifat yang paling lemah, mempunyai pH 8,5 dalam larutan air dalam konsentrasi 0,85%. Zat ini dapat menghasilkan karbondioksida sebanyak 52%. Reaksi natrium bikarbonat sebagai berikut:
2NaHCO3 + 2H2O → Na2CO3 + CO2 + H2O
Proses reaksi kimia ini adalah penguraian dari soda kue ketika bereaksi dengan air (H2O). Produk yang dihasilkan adalah CO2 yang merupakan salah satu bahan utama dari proses fotosintesis (simanjuntak,2014).
Kandungan bahan kimi yang ada pada sabun cuci piring sunlights.
1.      Surfaktan
      Surfaktan (surface active agent) adalah suatu zat aktif dengan tegangan permukaan antarmuka (interfacial tension, IFT) yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofilik (suka air) dan hidrofobik (suka lemak). Bahan ini memiliki fungsi untuk  menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan (Handayati, 2015).
Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
1)      Anionik:
-          Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
-          Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
-          Alpha Olein Sulfonate (AOS)
2)      Kationik : Garam Ammonium
3)      Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
4)      Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2.      Builder
Builder (pembentuk) merypakan zat adiktif yang berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab dari kesadahan air
Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium.. Zat yang termasuk builders adalah  golongan ammonium kuartener (alkyldimethylbenzyl-ammonium cloride, diethanolamine/DEA), chlorinated trisodium phospate (chlorinated TSP) dan beberapa jenis surfaktan seperti sodium lauryl sulfate (SLS),sodium laureth sulfate (SLES) atau linear alkyl benzene sulfonate (LAS) (Padmaningrum,2014).
3.      Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat. Filler memiliki Fungsi sebagai bahan pengisi rongga-rongga antar agregat (kasar) yang diharapkan dapat meningkatkan kerapatan dan memperkecil permeabilitas dari suatu campurancampuran. Disamping ukurannya yang bersifat halus, bahan filler harus memiliki sifat-sifat tertentu seperti bersifat sementasi jika terkena air dan memiliki daya rekat yang tinggi dengan agregat lainnya (Mutohar, Y., 2002 dalam  ndaru, et al,2015).
4.      Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

IV.              Metodologi Penelitian
4.1  Alat dan Bahan
4.1.2  Alat
1)      Beaker glass
2)      Timbangan
3)      Pengaduk
4)      sedotan
5)      Syringe
6)      Gelas ukur
4.1.2 Bahan :
1)      Daun bougenville
2)      Soda kue
3)      Aquades
4)      Cairan pencuci piring

4.1     Cara kerja
Menimbang soda kue dengan 1 gram, 2 gram dan 3 gram. Lalu memasukkan masing-masing kedalam beaker glass lalu mengaduknya hingga larut. Lalu memberi tanda untuk masing-masing konsentrasi

Mengisi 3 buah beaker glass masing-masing dengan 210 ml air lalu menambahkan satu tetes cairan pembersih piring. Mengaduk hingga tercampur rata tetapi jangan sampai terbentuk busa










Membuat 10 piringandun bougenfil penggunakan sedotan,menghindari bagian dari tulang daun. Lalu memilih piringan yang rata pada sisinya dan tidk rusak

Memisahkan siringe dari piston, lalu memasukkan 10 piringan daun kedalam silinder syiringe, memasukkan lagi piston dan menekan hati-hati hingga menyisahkan sedikit ruang (±)10% untuk daun dan udara.

Memasukkan sedikit larutan soda kue kedalam syiringe, mengetuk-ngetuk secara perlahan

Menutup ujung syiringe dengan ujung jari, menarik piston keluar untuk menciptakan ruang vakum. Menahan selama 10 detik sambil dgoyang-goyang. Perlahan melepaskan ujung jari dan mengamati piringan daun yang mulai tenggelam.

Memasukkan piringan yang tenggelam kedalam gelas plastik, menambahkan larutan soda kue hingga ketinggian ±3 cm. Meletakkan dibawah sinar matahari langsung.

Menghitung jumlah piringan daun naik ke permukaan setelah 30 menit penyinaran

 






















V.                Hasil Pengamatan
Perlakuan
Kelompok
Jumlah piringan yang naik
Waktu
1 gr
1
9
9’ 26”
6
4
30’
2 gr
3
10
7’ 24”
5
10
3’ 39”
3 gr
3
10
13’ 58”
4
10
5’ 3”


VI.             Pembahasan
Praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengetahui pengaruh konsentrasi CO2 dalam proses fotosintesis, percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi CO2 dalam proses fotosintesis. Bahan yang digunakan adalah daun dari bunga kertas (Bougenvillea spectabilis), prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:  langkah ke-1 adalah mengisi 6 buah beaker glass masing-masing dengan 300 ml air lalu menambahkan 1 tetes cairan pembersih piring (Sunlight). Mengaduk campuran itu hingga tercampur rata tapi yang perlu diingat bahwa pengadukan campuran itu jangan sampai terbentuk busa hal itu di fungsikan untuk menghindari pengaruh busa yang dihasilkan terhadap kandungan soda kue dan membatasi kerja dari soda kua dan sunligts, lalu langkah yang ke-2 Menimbang soda kue dengan berat 1 gram, 2 gram dan 3 gram masing-masing berat soda kue dilakukan oleh 2 kelompok yaitu 1 gram soda kue untuk kelompok 1 dan 6, 2 gram soda kue untuk kelompok 2 dan 5 dan 3 gram soda kue untuk kelompok 3 dan 4. Fungsi dari pemberian soda kue dengan konsentrasi yang berbeda adalah untuk mengetahui pengaruh dari soda kue terhadap proses fotosintesis adalah karena soda kue atau baking soda yaitu natrium bikarbonat memiliki gugus CO3, gugus CO3 ini berperan sebagai penyumbang CO2  terlarut dalam air. Konsentrasi soda kue yang berbeda menandakan pengaruh konsentrasi CO2 dalam proses fotosintesis. Lalu  memasukkan soda kue yang telah ditimbang kedalam ke dalam beaker glass yang berisi larutan air dan Sunlight lalu mengaduknya hingga larut. Pemberian cairan pencuci piring (sunlight) memiliki tujuan untuk merusak lapisan kutikula pada permukaan daun. Setelah itu memberi tanda untuk masing-masing konsentrasi. Langkah yang ke-3 membuat 10 piringan daun tiap kelompok dengan menggunakan sedotan plastik, menghindari bagian tulang daun. Hal tersebut dilakukan agar tidak mempegaruhi percobaan proses fotosintesis, karena jika tulang daun ikut diplong maka luas permukaan daun yang mengalami proses fotosintesis akan semakin sempit, karena pada tulang daun kurang memiliki stomata todak seperti pada lembaran daun maka dari itu . Setelah itu memilih piringan yang mempunyai pinggiran rata dan tidak rusa. Lalu langkah yang ke-4 memisahkan syringe dari piston lalu memasukkan piringan daun ke dalam silinder syringe, piringan daun yang dimasukkan kedalam silinder syiringe sebanyak 10 buah piringan, memasukkan lagi piston dan tekan hati-hati hingga hanya menyisakan  sedikit ruang (±10%) untuk daun dan udara. Fungsi dari pemberian ruang vakum atau ruang hampa udara pada piston adalah untuk menghilangkan oksigen yang terkandung dalam daun bunga kertas yang telah digunakan dalam percobaan ini. Selanjutnya langkah yang ke-5 adalah memasukkan sedikit larutan soda kue ke dalam syringe, mengetuk-ngetuk perlahan. Langkah yang ke-6 adalah menutup ujung syringe dengan ujung jari lalu menarik piston keluar untuk menciptakan ruang vakum. Menahan selama ±10 detik sambil digoyang-goyang. Perlahan lepaskan ujung jari dan mengamati piringan daun yang mulai tenggelam. Prosedur ini dapat diulangi jika belum didapatkan hasil yang diiginkan. Yang terakhir adalah memasukkan isi silinder syringe ke dalam gelas plastik, menambahkan larutan soda kue hingga ketinggian ±3 c. Lalu meletakkan dibawah dibawah sinar matahari langsung. Setelah itu mengamati  jumlah piringan daun yang naik ke permukaan setelah dilakukan penyinaran. Piringan naik ke permukaan saat di bawah sinar matahari terjadi karena adanya suatu reaksi kimia antara CO2 dengan piringan daun serta cahaya matahari yang terjadi dalam larutan campuran sunlight, soda kue dan air.
            Lalu hasil pengamatan yang kami eroleh pada praktikum kali ini yaitu pada kelompok 1 dan 6 dengan perlakuan 1 gram konsentrasi soda kue mendapatkan hasil, kelompok 1 adalam jumlah piringan yang naik adalah 9 buah piringan dari 9 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 9 menit 26 detik. Kelompok 6 adalam jumlah piringan yang naik adalah 4 buah piringan dari 10 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 30  menit. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari hasil dari kedua kelompok yang melkukan dengan perlakuan yang sama. Seharusnya hasil yang didapatkan tidaklah memiliki perbedaan yang jauh karena persamaa dalam perlakuannya, mungkin hal ini diakibatkan oleh keslahan dari praktikan dalam melakukan penarian udara dalam syiringe. pada kelompok 2 dan 5 dengan perlakuan 2 gram konsentrasi soda kue mendapatkan hasil, kelompok 2 adalam jumlah piringan yang naik adalah 10 buah piringan dari 10 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 7 menit 24 detik. Kelompok 5 adalam jumlah piringan yang naik adalah 10 buah piringan dari 10 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 3  menit 39 detik. Terdapat perbedaan pada hasil yang diperoleh tetapi perbedaan itu tidaklah  signifikan. pada kelompok 3 dan 4 dengan perlakuan 1 gram konsentrasi soda kue mendapatkan hasil, kelompok 3 adalam jumlah piringan yang naik adalah 10 buah piringan dari 10 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 13 menit 58 detik. Kelompok 4 adalam jumlah piringan yang naik adalah 10 buah piringan dari 10 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 5  menit 3 detik. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari hasil dari kedua kelompok yang melakukan dengan perlakuan yang sama. Seharusnya hasil yang didapatkan tidaklah memiliki perbedaan yang jauh karena persamaa dalam perlakuannya, mungkin hal ini diakibatkan oleh keslahan dari praktikan dalam melakukan penarikan udara dalam syiringe. Dari data dari masing-masing kelompok dengan perlakuan konsentrasi soda kue yang berbeda banyak terdapat kesalahan seharusnya konsentrasi soda kue yang paling tinggi akan membuat laju dari terangkatnya piringan saat diletakkan dibawa sinar matahari paling cepat, jika dibandingkan dengan konsentrasi yang berada dibawahnya. Contohnta saja pada perlakuan dengan konsentrasi 2 gram soda kue dengan 3 gram harusnya kelompok dengan konsentrasi 3 gram akan cepat reaksinya dibandingkan dengan 2 gram pada kelopmpok 3 dan 5, Kelompok 5 dengan konsentrasi 2 gram mendapatkan hasil yaitu  jumlah piringan yang naik adalah 10 buah piringan dari 10 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 3  menit 39 detik sedangkan pada kelompok 3 dengan konsentrasi 3 grama mendapatkan hasil yaitu jumlah piringan yang naik adalah 10 buah piringan dari 10 buah piringan yang di beri perlakuan di bawa sinar matahari dengan lama waktu yaitu 13 menit 58 detik. Seharusnya kelompok tiga akan mendapatkan waktu yang lebih cepat jika dibandingakn dengan kelompok 5. Karena  natrium bikarbonat dapat dengan cepat menyerap air di lingkungannya dan akan menyebabkan dekomposisi dan hilangnya karbondioksida. Natrium bikarbonat adalah sumber utama dari karbondioksida (simanjuntak,2014). Disitulah alasan mengapa konsentrasi soda kue paling banyak akan memberikan jumlah dari karbondioksida dalam percobaan akan semakin banyak dan menyebabkan laju terangkatnya piringan daun akan lebih banyak. Seharusnya dengan konsentrasi soda kue yang tinggi akan membuat piringan daun yang terangkat akan semakin cepat. Kesalahan percobaan disebabkan oleh  banyak factor sehinggan pada konsentrasi tersebut daun tidak naik maksimal pada permukaan. Lalu perbedaan waktu yang didapatkan untuk menaikkan 10 piringan daun pada hasil pengamatan dapat terjadi karena berat tumbuhan yang dibutuhkan dalam praktikum berbeda, semakin berat suatu tumbuhan maka untuk naik kepermukaan semakin lambat sedangkan jika tumbuhan tersebut ringan maka semakin cepat naik dipermukaan. Hal tersebut juga dapat terjadi karena daun yang digunakan tidak sama bisa saja daun yang digunakan merupakan daun yang muda atau tua. Telah kita ketahui bahwa daun yang lebih muda biasanya ringan sehingga untuk naik kepermukaan cepat, sedangkan untuk daun yang lebih tua semakin lambat karna memilki bobot yang lebih berat dari daun muda. Perbedaan itu juga dapat disebabkan intensitas cahaya yang masuk dalam beaker glass tidak sama sehingga dapat memperlambat proses fotosintesis. Lalu faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil yang kami dapatkan adalah perbedaan intensitas cahaya yang didapatkan oleh masi-masing kelompok. Pada kelompok 6 hasilnya lebih lama dan piringan yang terangkat juga Cuma 4 piringan daro 10 piringan yang dipakai dan apabila dibandingkan dengan kelompok satu yang memiliki waktu lebih singkat dan piringan terangkat smua, karena pada saat kelopok satu memberiak perlakuan percobaan dibawah sinar matahari, matahari cenderung redup karena adanya mendung
            Soda kue adalah bikarbonat soda yang bersifat basa. Soda kue ini akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara jika ditambahkan dengan cairan yang bersifat asam. Pada tumbuhan, soda kue dapat mempercepat laju reaksi fotosintesis. Dapat dilihat pada reaksi dibawah ini: Reaksi Soda Kue:  
CO32- + H2O OH- + CO2 + H2O
Reaksi diatas tersebut merupakan penguraian dari soda kue jika ditambah air. Hasilnya berupa CO2 yang merupakan faktor utama dari pembentukan reaksi fotosintesis. Jadi semakin banyak soda kue yang diberikan semakin banyak CO2 yang dihasilkan dan semakin cepat proses fotosintesis yang dilakukannya sehingga hasil dari fotosintesis yang berupa oksigen akan banyak yang dihasilkan. Sehingga semakin banyak konsentrasi soda kue yang digunakan maka semakin banyak dan cepat piringan daun yang naik dipermukaan.
Reaksi fotosintesis: 6CO2 + 6H2O                C6H12O6 + 6O2 +675 kalori.
Kandungan bahan kimi yang ada pada sabun cuci piring sunlights.
1.    Surfaktan
      Surfaktan (surface active agent) adalah suatu zat aktif dengan tegangan permukaan antarmuka (interfacial tension, IFT) yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofilik (suka air) dan hidrofobik (suka lemak). Bahan ini memiliki fungsi untuk  menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan (Handayati, 2015).
Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
1)      Anionik:
-          Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
-          Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
-          Alpha Olein Sulfonate (AOS)
2)      Kationik : Garam Ammonium
3)      Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
4)      Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2.      Builder
Builder (pembentuk) merypakan zat adiktif yang berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab dari kesadahan air
Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium.. Zat yang termasuk builders adalah  golongan ammonium kuartener (alkyldimethylbenzyl-ammonium cloride, diethanolamine/DEA), chlorinated trisodium phospate (chlorinated TSP) dan beberapa jenis surfaktan seperti sodium lauryl sulfate (SLS),sodium laureth sulfate (SLES) atau linear alkyl benzene sulfonate (LAS) (Padmaningrum,2014).
3.    Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat. Filler memiliki Fungsi sebagai bahan pengisi rongga-rongga antar agregat (kasar) yang diharapkan dapat meningkatkan kerapatan dan memperkecil permeabilitas dari suatu campurancampuran. Disamping ukurannya yang bersifat halus, bahan filler harus memiliki sifat-sifat tertentu seperti bersifat sementasi jika terkena air dan memiliki daya rekat yang tinggi dengan agregat lainnya (Mutohar, Y., 2002 dalam Ndaru,et al,2015).
4.    Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
     Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya oksigen adalah :
1.      Berat tumbuhan, semakin berat suatu tumbuhan, oksigen yang dihasilkan semakin tinggi karena pada tumbuhan dengan berat yang tinggi kebutuhan sel terhadap glukosa sebagai hasil dari proses fotosintesis juga tinggi untuk bahan respirasi seluler, sehingga meningkatkan laju fotosintesis dan menyebabkan oksigen sebagai hasil dari proses fotosintesis juga tinggi, sebaliknya semakin rendah berat suatu tumbuhan oksigen yang terbentuk semakin sedikit.
2.      Intensitas cahaya, semakin tinggi intensitas cahaya semakin tinggi terbentuknya oksigen, karena cahaya berperan terhadap perombakan air yang menghasilkan ion hidrogen dan oksigen. Dengan tingginya intensitas cahaya perombakan air membentuk H+ dan oksigen semakin tinggi sehingga menghasilkan oksigen yang lebih banyak.
3.      Kandungan Air dalam sel sel asimilasi, semakin tinggi kandungan air pada sel sel yang mengalami proses fotosintesis (sel mesofil dan palisade) menyebabkan semakin tingginya oksigen yang terbentuk. Hal ini dikarenakan air adalah bahan terbentuknya oksigen setelah mengalami perombakan oleh cahaya. Sehingga kandungan air didalam sel berpengaruh terhadap terbentuknya oksigen.
4.      Klorofil, semakin tinggi kandungan klorofil didalam kloroplas menyebabkan semakin tinggi kecepatan pembentukan oksigen, dan sebaliknya. Klorofil berperan sebagai tempat terjadinya fotosistem II yaitu perombakan air membentuk ion hidrogen dan oksigen, sehingga semakin banyak klorofil, proses fotosistem II semakin banyak efektif dan oksigen semakin banyak terbentuk.
5.      Konsentrasi CO2, dimana semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin tinggi proses fotosintesis sehingga oksigen dan glukosa yang dihasilkan akan semakin banyak, begitu sebaliknya.
6.      Penimbunan hasil fotosintesis, dimana semakin tinggi penimbunan hasil fotosintesis, proses fotosintesis semakin rendah karena suplay energi sel telah terpenuhi, dengan rendahnya proses fotosintesis menyebabkan rendahnya oksigen dan glukosa yang terbentuk, begitu sebaliknya.










VII.          PENUTUP
7.1   Kesimpulan
Untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi CO2 dalam proses fotosintesis untuk hal itu digunakanlah konsentrasi soda kue atau baking soda yaitu natrium bikarbonat (NaHCO3), semakin banyak konsentrasi soda kue makan semakin cepat proses fotosintesis karena dalam soda kue memiliki gugus CO3, gugus CO3 ini berperan sebagai penyumbang CO2  terlarut dalam air. Tetapi pada praktikum kali ini terjadi kesalahan dimana perbandingan jumlah natrium bikarbonat (NaHCO3) tidak memberikan hasil yang sesuai dengan teori. Hal ini mungkin banyak dipengaruhi oleh- faktor-faktor seperti perbandingan berat piringan daun yang mengakibatkan perbedaan iti ada.

7.2  Saran
Untuk memndapatkan hasil yang sangat valid maka diharapkan asisten memberikan instruksi kepada praktikan untuk menggunakan daun dengan berat yang sama dan kodisi daun yang sama










Daftar Pustaka
Ai, Nio Song. 2012.  Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12 (1)
Arifin,Zainal Syam.2015.Pengurangan Kadar Co2 Menggunakan Spirulina Platensis Dalam Tubular Bioreactor.Jurusan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Halu Oleo
Campbell, A. Neil. Dkk. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hidayati,Sri.2015. Pengaruh Rasio Mol, Suhu Dan Lama Reaksi Terhadap Tegangan Permukaan Dan Stabilitas Emulsi Metil Ester Sulfonat Dari Cpo (The Effect Of Mol Ratio, Temperature And Reaction Time On Surface Tension And Stability Of Metal Ester Sulfonat Emulsion From Cpo).Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO
Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Matana, Yulianus R.2014. Karakter Fisiologi 15 Populasi F1 Hasil Persilangan Kelapa Dalam Di Kp Kima Atas.Balai Penelitian Tanaman Palma, Manado
Ndaru,Febra W.,et al.2015.Perbaikan Tanah Ekspansif Dengan Penambahan Serbuk Gypsum Dan Abu Sekam Padi Untuk Mengurangi Kerusakan Stuktur Perkerasan.REKAYASA SIPIL / Volume 9, no.3 – 2015 ISSN 1978 -5658
Simanjuntak,Wasinton.2014.The Use of Carbon Dioxide Released from Coconut Shell Combustion to Produce Na2CO3. Makara J. Sci. 18/3 (2014), In Press doi: 10.7454/mss.v18i3.3717.September 2014 | Vol. 18 | No. 3 65
Padmaningrum,Regina Tutik.2014.Pengaruh Biomasa Melati Air (Echinodorus Paleafolius) Dan Teratai(Nyphaea Firecrest) Terhadap Kadar Fosfat,Bod, Cod, Tss, Dan Derajat Keasaman Limbah Cair Laundry.












LAMPIRAN
ACC
 




LAMPIRAN
FOTO
Kelompok
Hasil
Sebelum
Sesudah
1
2

3






4
5
6












LAMPIRAN
Cover dan Abstrak

  



 

Related Posts