Laporan
Praktikum
Fisiologi
Tumbuhan
“Pembuktian
Daya Hisap Daun”
Oleh
:
Nama :Ongki Yuwentin
NIM :
140210103042
Kelas :
Fisiologi Tumbuhan B
Kelompok : 1
Program
Studi Pendidikan Biologi
Jurusan
Pendidikan Mipa
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Jember
2016
I.
Judul
Pembuktian Daya
Hisap Daun
II.
Tujuan
Untuk membuktikan bahwa air tanah naik ke daun
disebabkan oleh daya hisap dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
III.
Tinjauan
Pustaka
Daun merupakan suatu organ
yang terdapat pada tumbuhan yang sangat penting bagi tumbuhan itu sendiri,
karena pada daun terdapat proses fotosintesis, karena pada daun terdapat
stomata yang merupakan derivat epidermis yang memiliki fungsi untuk tempat
transpirasi. Stomata terdapat pada bagian abaxial daun dan pada adaxial daun.
Struktur yang ada pada stomata sangat berpengaruh pada cara kerja serta
keefektifan fotosintesis. Dalam proses fotosintesis membutuhkan air untuk
melaksanakannya, air didapatkan karena adanya daya hisap daun yang akan
mengakibatkan air naik kedaun sehingga air tersedia untuk proses fotosintesis
(Khoiroh,2015).
Stomata terdapat pada sebagian besar pemukaan
tanaman seperti pada daun, pada batang serta pada akar tetapi stomata yang
terbanyak ditemukan pada permukaan pada daun. Sebagian besar tanaman
angiosprermae daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah daunnya, sehingga
disebut hipostomatus (Wilkins,1991 dalam haryanti,2009). Sedangkan pada daun
tanaman akuatik yang mengapung diatas air, stomata hanya terdapat pada
permukaan atas daunnya saja, namun pada tanaman lainnya stomata terdapat pada
kedua permukaannya (Haryanti,2009).
Tingkat
Kerepatan dari stomata pada daun suatu tumbuhan sangat berbeda-beda, kerapatan
daun biasanya bisa mencapai hingga 20.000/cm. Tingkat kerapatan stomata
dipengaruhi oleh banyak hal, seperti genetis maupun keadaan alam, misalnya
saja, tumbuhan gurun memiliki kerapatan
dari stomata yang rendah dari pada tumbuhan didaerah rawa/perairan hal itu
merupakan hasil dari evolusi seleksi alam dari tumbuhan yang ada di gurun
(Campbell,2008:358).
Stomata
sangat erat kaitannya dengan aktivitas dari laju transpirasi dari tumbuhan.
Letak dari stomata satu dengan yang
lainnya di pisahkan oleh jarak, hal itu dapat mempengaruhi intensitas
penguapan. apabila jarak stomata terlalu dekat akan menghambat penguapan.
Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh faktor luar dan dalam (Izza,at al,2015).
Kelembaban
udara sangat berpengaruh bagi berlangsung transpirasi pada tanaman. Transpirasi
merupakan hilangnya air dalam bentuk uap air dari tanah melalui tubuh tanaman.
Transpirasi terjadi melalui stomata atau
mulut daun serta membutuhkan energi bagi proses tersebut. Stomata membuka
apabila ada intensitas RM yang cukup di siang hari. Pada malam hari tidak
terjadi transpirasi. Faktor yang mempengaruhi berlangsungnya transpirasi
adalah: membukanya stomata, temperatur, kecepatan angin, Kelembaban Udara serta
radiasi mataharin (Ismangil,et al,2014).
Apabila suatu Tanaman berada pada
daerah yang memiliki kondisi tanahnya kering dan memiliki kelembaban udara
rendah akan mengalami transpirasi yang tinggi. Pada daerah ini fenomena tekanan
akar tidak terlihat. Hal ini dikarenakan air yang ada di dalam pembuluh xilem
tidak menerima tekanan, tetapi sebaliknya akar sedang mengalami tarikan
(tension). Jadi air bergerak ke atas karena adanya tarikan akibat terjadinya
proses transpirasi dari daun sehingga akan menimbulkan daya hisap pada
daun(Lakitan,2004).
Air memiliki
sifat sebagai pelarut universal karena memiliki sifat polar, ikatan yang sangat
besar akan memberikan bentuk kohesi, daya tarik yang timbul dari molekul yang
terikat. Sedangkan adhesi adalah daya tarik molekul kepada benda padat layaknya
dinding sel. Tegangan permukaan yang ada pada daun dan adhesi pada daun akan
menghasilkan kekuasatn yang dapat membuat air tertarik ke arah sistem vaskuler
pada tumbuhan. Adhesi, kohesi serta tegangan permukaan daun akan membuat suatu
fenomena yang biasa disebut dengan gaya kapilaritas, yang akan membuat air dari
tanah dapat naik ke daun dan akan mengakibatkan adanya daya hisap pada daun
(Ordog,2011)
Kohesi merupakan
akibat dari ikatan hidrogen yang berkontrtribusi dalam melakukan pengangkutan
air serta mineral terlarut dalam melawan gravitasi yang ada dalam tumbuhan. Air
yang berasal dari akar air akan mencapai daun melalui suatu jaringan pengangkut
air (Campbell,et al,2008:51).
Tegangan
permukaan (surface tension), sangat terkait dengan gaya kohesi itu merupakan
ukuran seberapa sulit merenggangkannya permukaan cairan. Air memiliki tegangan
permukaan yang lebih besar jika dibandingkan besar cairan lainnya. Pada interface
antara air dan udara, ada susunan molekul air yang teratur, yang saling terikat-hidrogen
satu sama lain dan terikat-hidrogen
dengan air di di sebelah bawah.
Ini menjadikan air memiliki sifat yang seolah-olah diselubungi oleh suatu lapisan
yang tak terlilihat (Campbell,et al,2008:52).
Pengangkutan
zat hara terjadi pada pembulu xilem dan pembulu floem. Pengankutan itu
dipengaruhu dua faktor yaitu: faktor
internal dan faktor eksternal. Faktoer internal terdiri dari tekanan yang ada
pada akar, daya kapilaritas akar, serta daya hisap daun. Lalu pada faktor
eksternal terdiri dari cahaya, tekanan udara, kelembapan udara serta kecukupan
ketersediaan air tanah (Angellina:2015).
Terdapat tiga unsur dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan
kedaun: daya penggerak, hidrasi (adesi), dan kohesi air. Daya penggerak merupakan
gradient potensial air yang semakin menurun (maka akan semakin negatif) dari
tanah melalui tumbuhan ke atmosfer. Daya hidrasi antar molekul air dan dinding
sel disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen diantaranya, dinamakan adesi dikarenakan
adanya daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis. Kohesi adalah daya
tarik menarik antar molekul sejenis. Inilah daya tarik (akibat adanya ikatan
hydrogen) antar molekul air yang ada di dalam lintasan tersebut. Dalam
lingkungan khusus daya kohesi sangat tinggi (air mempunyai daya tarik yang
besar), akibatnya apabila air ditarik oleh osmosis dan penguapan dari titik
tertentu yang ada pada dinding sel pada
puncak pohon yang tinggi tarikan itu berlanjut di sepanjang jalur dan terus ke
bawah, melewati batang, akar dan sampai ke tanah (Salisbury, 1995).
Proses transportasi tumbuhan diakibatkan oleh tekanan yang
ada pada akar, daya kapilaritas batang serta daya hisap yang ada pada daun.
Tiga proses inilah yang ada atau mendominasi proses transpirasi pada tumbuhan (Pratisto,et al,2014).
Terdapat
empat faktor yang menyebabkan terjadinya mekanisme daya
hisap daun dan daya tekanan akar, sebagai berikut:
1.
Tekanan akar: jika batang suatu
tumbuhan dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa,
maka air yang terdapat di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang
berasal dari akar.
2.
Kapilaritas: merupakan suatu gejala
yang timbul akibat adaya interaksi diantara permukaan benda padat dengan benda cair yang
akan membuat gangguan pada bentuk
permukaan cairan yang semula datar.
3.
Sel pemompa: pergerakan air secara vertikal
dari akar menuju ke daun adalah karena adanya peranan dari sel-sel khusus yang
berfungsi untuk memompa air ke atas
4.
Kohesi: penyerapan air secara vertikal
dari dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen yaitu: adanya perbedaan dari
potensi air antara tanah dan atmosfer yang berperan sebagai tenaga pendorong,
adanya tenaga hidrasi dari dinding xilem yang dapat mempertahankan molekul air
terhadap gaya gravitasi dan adanya gaya kohesi antar molekul air yang menjaga
keutuhan molekul air dalam xilem (Gardner, 1991).
IV.
Metode
Penelitian
4.1 Alat dan Bahan
·
Alat
1. Photometer
2. Beaker
glass
3. Stop
watch
4. Pipet
tetes
5. Karet
Penutup
·
Bahan
1. Tumbuahan
Pacar Air (Impatiens balsamina L.)
2. Air
3. Plastisin
4. Larutan
eosin
4.2 Cara Kerja
Menyumbat
dengan karet sampai rapat dengan plastisin
|
Menyiapkan
ranting tumbuhan pacar air (Impatiens
balsamina L.) dengan ukuran yang sesuai dengan lubang karet.
|
Mengisi
unit photometer melalui pipa berbentuk Y pada bagian yang berukuran besar
hingga seluruh pipa penuh dengan air.
|
Memotong
didalam air untuk mencegah ruang udara pada pembuluh xylem.
|
Membiarkan
ujung yang berkaret ini tetap terbuka, tutup ujung pipa kapiler dengan jari
tangan.
|
Memasukkan
ke dalam pipa Y sampai pangkal terendam dalam air.
|
Meletakkan
satu unit percobaan di tempat teduh dan satu unit lagi di tempat terang.
|
Mencegah
terjadinya kebocoran atau penguapan air selain melalui tumbuhan percobaan
dengan mengolesi ujung selang dengan karet pipa dengan plastisin.
.
|
Mengamati
berapa jumlah air yang dihisap oleh daun dengan melihat pergerakan air
dalam pipa kapiler setiap 5 menit.
|
4.3 Hasil Pengamatan
Waktu
Pengamatan
|
Teduh
5
Daun
|
Teduh
7
Daun
|
Teduh
10
Daun
|
Terik
5
Daun
|
Terik
7
Daun
|
Terik
10
Daun
|
5
|
0,05
|
0,03
|
0,05
|
0,01
|
0,02
|
|
10
|
0,08
|
0,04
|
0,07
|
0,02
|
0,03
|
|
15
|
0,11
|
0,06
|
0,09
|
0,03
|
0,035
|
|
20
|
0,13
|
0,09
|
0,1
|
0,035
|
0,04
|
|
25
|
0,18
|
0,1
|
0,12
|
0,045
|
0,055
|
|
Rata-rata
|
0,11
|
0,064
|
0,086
|
0,028
|
0,036
|
|
V.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini
kami melakukan percobaan mengenai “Pembuktian Daya Hisap Daun”. Bahan yang kami gunakan pada
praktikum kali ini adalah Impatiens
balsamina L. dengan nama daerah pacar air. Pertama yaitu menyiapkan
fotometer lalu menempelkan plastisin ke sekat-sekat pada photometer atau perbatasan
atau lubang yang ada pada photometer yang sekiranya dapat dimasuki udara ditutup
atau dilapisi dengan plastisin. Alasan di gunakannya plastisin adalah agar
udara tidak dapat masuk ke dalam photometer pipa kapiler berbentuk Y karena
plastisin merupakan bahan kedap udara yang tidak dapat di lalui oleh udara, ini
sangat di butuhkan dalam percobaan ini karena dalam porcobaan ini udara yang
masuk sangatlah mengganggu kerja dari pembuktian kerja dari daya hisap daun. Lalu
memotong batang pacar air tersebut didalam air, hal ini dilakukan agar untuk
mencegah adanya atau terbentuknya ruang udara pada pembuluh xylem yang ada pada
batang, sehingga kerja daya hisap daun bisa mudah untuk diamati dan tidak
diganggu dengan adannya ruang udara pada jaringan xylem. lalu memasukkan air
melalui pipa yang berukuran besar yang ada pada photometer sambil menutup
ujungnya dengan menggunakan jempol untuk menghindari terbentuknya gelembung
udara pada alat photometer. Kemudian memasukkan tangkai daun pacar air yang
telah dipotong ke dalam lubang yang kecil dan menutup lubang besar dengan
plastisin. Lalu melepaskan ujung lubang yang di tutupi dengan menggunakan
jempol tadi, apabila air tidak keluar atau menetes pemasangan photometer telah berhasil jika jika
air keluar berarti ada sekat yang masih bisa dimasuki oleh udara maka harus di tutupi lagi dengan plastisin,
setelah itu di lanjutkan pada proses selanjutnya yaitu pemberian eosin pada
photometer. Kemudian meletakan satu unit percobaan pada tempat yang terang dan satu unit
percobaan pada tempat yang gelap.
Terdapat empat faktor yang menyebabkan terjadinya mekanisme
daya hisap daun dan daya tekanan akar, sebagai berikut:
1.
Tekanan akar: jika batang suatu
tumbuhan dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa,
maka air yang terdapat di dalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang
berasal dari akar.
2.
Kapilaritas: merupakan suatu gejala
yang timbul akibat adaya interaksi diantara
permukaan benda padat dengan benda cair yang akan membuat gangguan pada bentuk permukaan cairan yang
semula datar.
3.
Sel pemompa: pergerakan air secara
vertikal dari akar menuju ke daun adalah karena adanya peranan dari sel-sel
khusus yang berfungsi untuk memompa air ke atas
4.
Kohesi: penyerapan air secara
vertikal dari dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen yaitu: adanya
perbedaan dari potensi air antara tanah dan atmosfer yang berperan sebagai
tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dari dinding xilem yang dapat
mempertahankan molekul air terhadap gaya gravitasi dan adanya gaya kohesi antar
molekul air yang menjaga keutuhan molekul air dalam xilem (Gardner, 1991).
Selain
faktor-faktor diata, daya hisap daun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
faktor lagi seperti Struktur yang ada pada stomata karena, struktur stomata sangat
berpengaruh terhadap cara kerja serta keefektifan fotosintesis (Khoiroh,2015). Karena
fotosintesis sangatlah bergantung pada adanya daya hisap daun karena dalam
fotosintesis membutuhkan air yang didaptakan adanya daya hisap daun yang akan
mengakibatkan air naik kedaun sehingga air tersedia untuk proses fotosintesis.
Lalu daya hisap daun juga di pengaruhi oleh temperatur dimana
tumbuhan itu berada, serta ketersediaan air tanah yang sangat mencukupi bagi
kebutuhan tumbuhan itu sendiri. Temperatur berperan pada membuka serta
menutupnya stomata, apabila sinar matahari yang mengenai permukaan daun sangat
optimal maka stomata yang membuka juga akan semakin banyak, apabila suatu
tumbuhan didukung dengan penyinaran matahari yang sangat optimum maka pembukaan
dari stomata akan sangat optimal, maka dari itu laju transpirasipun akan
semakin tinggi. Karena pada proses transpirasi membutuhkan air dari dalam tanah
yang akan menggalami gerakan vertikal dari akar menuju daun dengan adanya daya
hisap daun. Jadi semakin tinggi laju dari transpirasi tumbuhan maka akan tinggi
pula laju dari daya hisap pada daun. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa
percobaan pada praktikum kali ini berhasil, karena laju dari daya hisap daun
pada kondisi terik dan teduh sangat terlihat perbedaannya, lebih banyak cepat
daya hisap daun pada kondisi terik dari pada jika dibandingkan dengan kondisi
teduh.
Pengaruh dari sedikit dan banyaknya
daun yang terdapat pada suatu tumbuhan pada daya hisap daun. Pada semua bagian
tumbuhan terutama pada daun terjadi proses transpirasi yang sangat membutuhkan
banyak ketersediaan air dari akar, dengan adannya perbandingan jumlah daun juga
akan membuat faktor dari laju transpirasi itu berbeda, semakin banyak daun maka
laju dari transpirasi itu akan tinggi dan sebaliknya jika jumlah daun sedikit
akan membuat laju dari transpirasi itu akan rendah. Hala ini juga berpengaruh
pada daya hisap yang ada, laju dari daya hisap akan menyesuaikan laju dari
transpirasi, jika laju dari transpirasi tinggi maka laju dari daya hisap pun
akan menjadi tinggi. Jadi jika terdapat banyak daun pada tumbuhan maka laju
dari daya hisap akan tinggi. Hal itu telah sesuai dengan percobaan pada
praktikum kali ini yaitu pada perlakuan pada kondisi terik laju dari daya hisap
daun cenderung tinggi pada tumbuhan yang memiliki 7 helai daun dari pada pada
tumbuhan yang hanya memiliki 5 helai daun saja. Namun pada perlakuan pada
kondisi teduh teori itu tidak lah terbukti karena pada perlakuan pada kondisi
teduh cenderung mendapatkan hasil yang sebaliknya, bahwa laju dari hisap daun
sangat rendah pada kondisi tumbuhan yang hanya memiliki 5 helai daun saja jika
dibandingkan dengan tumbuhan yang memiliki 10 helai daun. Kegagalan percobaan
atau hasil dari perlakuan pada tempat teduh ini mungkin dikarenakan kesalahn
praktikan dalam melihat skala yang ada pada photometer, atau mungkin karena
terjadi kebocoran pada photometer saat di gunakan untuk percobaan.
Terdapat tiga unsur dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan
kedaun: daya penggerak, hidrasi (adesi), dan kohesi air. Daya penggerak
merupakan gradient potensial air yang semakin menurun (maka akan semakin
negatif) dari tanah melalui tumbuhan ke atmosfer. Daya hidrasi antar molekul
air dan dinding sel disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen diantaranya,
dinamakan adesi dikarenakan adanya daya tarik menarik antara molekul yang tidak
sejenis. Kohesi adalah daya tarik menarik antar molekul sejenis. Inilah daya
tarik (akibat adanya ikatan hydrogen) antar molekul air yang ada di dalam
lintasan tersebut. Dalam lingkungan khusus daya kohesi sangat tinggi (air
mempunyai daya tarik yang besar), akibatnya apabila air ditarik oleh osmosis
dan penguapan dari titik tertentu yang
ada pada dinding sel pada puncak pohon yang tinggi tarikan itu berlanjut
di sepanjang jalur dan terus ke bawah, melewati batang, akar dan sampai ke
tanah (Salisbury, 1995).
Pada praktikum kali ini
percobaan di diberikan dua perlakuan yaitu dengan menemptkan satu unit pada
tempat yang terang dan satu unit lainnya diletakan pada tempat yang gelap, tujuan dari pemberian
perlakuan berbeda tersebut adalah untuk mengetahui bahwa cahaya akan
mempengaruhi kerja dari daya hisap daun, cahaya mempengaruhi membuka serta
menutupnya stomata pada daun, yang mempengaruhi laju dari tranpirasi dan akan
secara otomatis hal itu juga yang akan berpengaruh pada daya hisap daun
lalu untuk mengetahui bahwasannya cahaya
akan mempengaruhi daya hisap daun maka dibuatlah dua perlakuan pada percobaan
kali ini.
Dari
data yang diperoleh dari pengamatan kali ini antara kedua perlakuan tersebut
dapat dilihat dari hasil rata–rata didapatkan bahwa, hasil yang didapatkan pada
tumbuhan dengan 5 daun yang diletakan ditempat gelap dan terang di dapatkan
rata–rata yaitu teduh dengan rata-rata 0.11 dan terang dengan rata-rata 0.28, daya
hisap yang tinggi terjadi pada daun yang ditempatkan pada tempat yang terang
hal itu telah sesuai dengan teori. Menurut teori
kecepatan dari daya hisap daun lebih cepat pada tumbuhan yang berada pada
tempat yang terik karena daya hisap dari daun mengikuti laju dari transpirasi,
ketika temperatur lingkungan naik maka kecepatan laju transpirasi akan semakin
tinggi sehingga daya hisap daun juga akan mengikuti kecepatan dari laju
transpirasi tersebut. Ketika temperatur lingkungan naik otomatis tanaman akan
kehilangan banyak air akibat dari tingginya laju transpirasi yang dilakukan
oleh tumbuhan tersebut, maka untuk menutupi kekurangan air, tanaman akan
mengambil air dari dalam tanah melalui akar, namun air untuk bisa sampai pada
bagian atas tumbuhan maka peran dari daya hisap sangatlah membantu. Karena jika
suatu tanaman kehilangan banyak air, maka potensial osmotic sel-sel mesofil
daun akan naik dan ini bisa menimbulkan terbentuknya daya hisap terhadap air di
saluran xilem. Pada percobaan dengan 7 helai daun yang diletakan
ditempat teduh dengan rata–rata 0.064
dan terang dengan rata–rata 0.036. Hasil yang
didapatkan yaitu kecepatan daya hisap daunnya lebih cepat terjadi pada batang
yang diletakkan di tempat teduh, hal itu tidaklah sesuai dengan teori. Jadi,
percobaan yang dilakukan terdapat kesalahan-kesalahan yang menyebabkan hal
tersebut bisa terjadi. Menurut teori kecepatan dari daya hisap daun lebih cepat
pada tumbuhan yang berada pada tempat yang terik karena daya hisap dari daun
mengikuti laju dari transpirasi, ketika temperatur lingkungan naik maka
kecepatan laju transpirasi akan semakin tinggi sehingga daya hisap daun juga
akan mengikuti kecepatan dari laju transpirasi tersebut. Ketika temperatur
lingkungan naik otomatis tanaman akan kehilangan banyak air akibat dari
tingginya laju transpirasi yang dilakukan oleh tumbuhan tersebut, maka untuk
menutupi kekurangan air, tanaman akan mengambil air dari dalam tanah melalui
akar, namun air untuk bisa sampai pada bagian atas tumbuhan maka peran dari
daya hisap sangatlah membantu. Karena jika suatu tanaman kehilangan banyak air,
maka potensial osmotic sel-sel mesofil daun akan naik dan ini bisa menimbulkan
terbentuknya daya hisap terhadap air di saluran xilem. Kesalahan dalam percobaan
ini terjadi karena beberapa hal seperti kesalahan praktikan dalam melihat skala
pada photometer, mungkin saja terjadi perbedaan hasil yang ditimbulkan dengan
perbedaan ukuran maupun lebar daun pada tumbuhan yang digunakan untuk percobaan,
bisa dimungkinkan jika daun yang digunakan berbeda-beda antara lebar daun pada
praktikum pada tempat terang dan pada tempat gelap, hal ininlah yang
memungkinkan terjadinya kecepatan pada lahu daya hisap pada tempat terang dan
tempat gelap. Lalu pada percobaan 10 helai
daun ditempat teduh dan dotempat terang tidak dapat dibandingkan hasilnya,
dikarenakan adanya kegagalan percobaan pada unti yang ditempatkan pada ruang
yang terang, kegagalan dikarenakan terjadinya eror pada alat photometer
sehingga alat tersebut tidak dapat digunakan dalam percobaan.
- Penutup
6.1
Daya isap daun merupakan tarikan terhadap molekul air yang terdapat pada
sel–sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan oleh molekul demi molekul
untuk menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada bagian xilem Sehingga
menyebabkan air akan tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kecepatan daya hisap daun sangat terkait dengan faktor yang
mempengaruhi kecepatan dari laju transpirasi, yaitu faktor eksternal serta
faktor internal. Faktor eksternal, yaitu temperatur, kecepatan angin,
kelembaban udara, ketersediaan air dalam tanah. Dan faktor internal yaitu
banyak sedikitnya daun serta jumlah stomata.
6.2.
Sebaiknya saat proses pemotongan pacar air (Impatiens
balsamina L.) dan perlakuan
perbedaan ditempat terik lebih diperhatikan dengan baik
Daftar Pustaka
Angellina Christy, Marmi Sudarmi, Debora
Natalia Sudjito.2015. Desai Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Topik Sistem
Kapilaritas Membantu Proses Fotosintesis Pada Tumbuhan. Radiasi. 6(2) 10 -11
Campbell, A.
Neil,et al.2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Gardner,
F.P., R. E. Pearce., & R. I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta: UI press.
Haryanti, Sri.2009.Optimalisasi
Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine Max (L) Merril) Pada Pagi Hari Dan Sore.Jurnal bioma .ISSN: 1410-8801 Vol. 11, No. 1.Undip:Semarang
Ismangil.
Dkk.2014.Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara
dan Pengaruh Terhadap Tanaman.Purwokerto:Unsoed press.
Izza,Faizatul,
et al.2015. Karakteristik Stomata Tempuyung (Sonchus
arvensis L.) dan Hubungannya dengan Transpirasi Tanaman di Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar
Fisiologi Tanaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Khoiroh , Yasminatul.201 4.Pertumbuhan
Serta Hubungan Kerapatan Stomata Dan Berat Umbi Pada Amorphophallus Muelleri Blume Dan Amorphophallus Variabilis Blume . Jurnal Biotropika | Vol. 2 No. 5 | . Universitas Brawijaya :Malang
Ordog, Vince. 2011. Plant Physiology. Suriah:zoltan monar
Pratisto, Yogo.,dkk.2014. Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air
Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler.Jurnal teknik pomits vol. 3, no. 1,
(2014) issn: 2337-3539.
Surabaya:ITS
Salisbury&Cleon. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.
LAMPIRAN