Pembuktian Air Tanah Melewati Berkas Pengangkut




LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
Pembuktian Air Tanah Melewati Berkas Pengangkut



Oleh:
Nama        :          Ongki Yuwentin
NIM          :           140210103042
Kelas         :           B
Kelompok :           1







PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I.                   JUDUL
Pembuktian Air Tanah Melalui Berkas Pengangkut

II.                TUJUAN
Untuk membuktikan bahwa air tanah masuk kedalam Tumbuhan melalui berkas pengangkut.

III.             DASAR TEORI
Jaringan pengangkut yang ada pada tumbuhan terdiri atas jaringan xilem dan jaringan floem, yang berfungsi untuk mengangkut air dan nutrisi menuju keseluruh bagian tumbuhan (Ordog.2011) pada tumbuhan terdapat lignin yang memiliki fungsi sebagai penguat jaringnan yang ada pada tumbuhan, sehingga tumbuhan dapat berdiri tegak. Yang akan membuat jaringan xilem menahan tekanan negatif yang menimpanya selama dalam proses transpor air (Darmanti.2015). Jaringan pengangkut memiliki fungsi untuk mengambil unsur hara dan air dari dalam tanah untuk fotosintesis lalu mengedarkan hasil fotosintesis tersebut ke seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan pengangkut terdiri dari xilem dan floem (Yudiarti dkk, 2004 : 33-34).
Jaringan xilem berfungsi untuk transport air dan mineral terlarut dari dalam tanah menuju ke batang dan ke organ lainnya. Floem berfungsi untuk pengangkutan dari hasil fotosintesis untuk edarkan keseluruh tubuh tumbuhan. Dalam proses pengangkutan air oleh jaringan akan dipengaruhi proses laju tranpirasi yang terjadi pada daun, karena tujuan transpirasi adalah untuk mendinginkan daun, semakin tinggi transpirasi semakin tinggi pula kecepatan angkut air (Ordog.2011)
Zat hara dan air terangkut dari dalam tanah melalui pembuluh xilem. Kecepatan pengangkutan air serta untur hara yang melalui xilem tergantung dari laju transpirasi yang ada pada daun, semakin tinggi laju dari transpirasi daun maka akan tinggi pula pula laju dari pengangkutan unsur hara dan air dari dalam tanah tubuh tunbuhan (Sulistiono.2015)
Hukum Hagen-Poiseulle, transportasi air pada pembuluh xilem ditentukan oleh gradien tekanan dan diamter dari xilem yang akan naik dari akar menuju daun. Banyak faktor yang membuat efisiensi mekanisme transport air dalam jaringan vaskular seperti volume dari pembuluh, permeabilitas dari membran serta kepadatan pembuluh. Selain itu, kekeringan pada batang akan membuat masuknya udara ke dalam pembuuh xilem yang dipenuhu oleh air (Fitter,1981).
Daun merupakan organ pada tumbuhan yang sangat penting keberadaannya bagi tumbuhan, karena pada daun terjadi proses fotosintesis. Proses foto sintesis pada daun di dukung dengan keberadaan dari stomata daun. stomata memiliki fungsi sebagai tempat respirasi. Stomata pada daun terdapat pada bagian abaxial daun dan pada adaxial daun. Struktur stomata sangat tergantung pada cara kerja serta keefektifan dari fotosintesis. Prosesfoto sintesis membutuhkan air dalam prosesnya, air oleh daun didapatkan dari akar melalui sistem atau proses daya hisap daun yang akan membuat air naik kedaun sehingga air akan tersedia untuk proses fotosintesis (Khoiroh,2015).
Stomata pada daun terdapat pada sebagian besar pemukaan tanaman seperti pada daun, pada batang serta pada akar tetapi stomata paling banyak ditemukan pada permukaan pada daun (Wilkins,1991 dalam haryanti,2009). Sedang pada daun tanaman akuatik yang habitatnya mengapung diatas air, stomata hanya terdapat pada permukaan atas daunnya saja, namun pada tanaman lainnya stomata terdapat pada kedua permukaannya tetapi lebih didominasi pada permukaan atasnya (Haryanti,2009).
Tingkat Kerepatan stomata sangat berbeda-beda antar tumbuhan satu dengan yang lainnya, kerapatan stomata pada setiap daun biasanya dapat mencapai 20.000/cm. Tingkat kerapatan stomata itu dipengaruhi oleh banyak hal, seperti genetis maupun keadaan alam, misalnya tumbuhan gurun memiliki  kerapatan dari stomata yang sangat rendah dari pada tumbuhan didaerah rawa/perairan hal itu merupakan hasil dari evolusi seleksi alam dari tumbuhan yang ada di gurun (Campbell,2008:358).
Stomata sangat erat hubungannya dengan aktivitas dari laju transpirasi tumbuhan. Letak dari  stomata satu dengan yang lainnya di pisahkan oleh jarak, hal itu dapat mempengaruhi intensitas penguapan. apabila jarak stomata terlalu dekat akan menghambat penguapan. Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh faktor luar dan dalam (Izza,at al,2015).
Air yang mengalir dari ujung akar menuju ke bagian daun yang melalui pembulu xilem. Lalu untuk menjelaskan teori naiknya air dari akar ke daun umunya menggunakan teori teori adesi dan kohesi (Montanaro.2012). Air yang bersifat sebagai pelarut universal akan memberikan bentuk kohesi dengan daya tarik yang timbul dari molekul yang terikat. Sedang adhesi merupakan daya tarik molekul kepada benda padat seperti dinding sel. Tegangan permukaan yang terdapat pada daun dan adhesi pada daun akan menghasilkan kekuaatan yang dapat membuat air tertarik ke arah sistem vaskuler pada tumbuhan. Adhesi, kohesi serta tegangan permukaan daun akan membuat suatu fenomena yang biasa disebut dengan gaya kapilaritas, yang akan membuat air dari tanah dapat naik ke daun dan akan mengakibatkan adanya daya hisap pada daun (Ordog,2011)

IV.             METODE PENELITIAN
4.1 Alat dan Bahan
                        Alat :
-          Erlenmeyer
-          Mikroskop
-          Object dan Cover glass
-          Stopwatch
-          Tempat air
Bahan :
-          Batang Tumbuhan pacar air berwarna terang
-          Air
-          Eosin / pewarna


4.2 Cara Kerja
Memotong tumbuhan pacar air, didalam air, menekan dengan erat pada bekas potongan dengan jari. memasukan kedalam erlenmeyer yang berisi eosin


Membandingkan warna batang, cabang dan rangka daun sebelum dan sesudah percobaan

Menghitung kecepatan (ml/s) eosin yang merambat dari ujung cabang ke rangka daun.

Mengisi labu erlenmeyer dengan larutan eosin, larutan eosin dibuat agak berkonsentrasi tinggi sehingga menimbulka warna yang pekat

Membuat irisan  batang yang sudah berubah warna dan mengamati dibawah mikroskop

Mengamati yang terjadi dan mencatat waktunya (perubahan warna pada batang dan rangka daun).

 






















V.                HASIL PENGAMATAN

Kelompok
Perlakuan
Panjang (cm)
Waktu (detik)
1
Panjang batang
10.5

Batang
10.5
1080
Cabang
0.4
1126
Rangka daun
6.7
1246
2
Panjang batang
20

Batang
17
1433
Cabang
0.5
2148
Rangka daun
9.5
2988
3
Panjang batang
14.5

Batang
10
609
Cabang
1.5
660
Rangka daun
9.5
773
4
Panjang batang
38

Batang
38
385
Cabang
0.5
537
Rangka daun
8.5
1227
5
Panjang batang
14.5

Batang
5.5
463
Cabang
1
792
Rangka daun
8
2464
6
Panjang batang
17.5

Batang
17.5
780
Cabang
0.3
900
Rangka daun
7.7
980





VI.             PEMBAHASAN
Praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuktian air tanah melalui berkas pengangkut. Dengan tujuan Untuk membuktikan bahwa air tanah masuk kedalam Tumbuhan melalui berkas pengangkut. Bahan yang kami pergunakan adalah pacar air (Impatiens balsamina) dengan menggunakan eosin sebagai indikator.
Pertama kali kami mengisi gelas ukur dengan pewarna eosin, alasan digunakannya eosin dalam praktikum kalini karena eosin memiliki fungsi sebagai penanda diangkutnya air ke dalam jaringan tumbuhan atau untuk mempermudah pengamatan (pengukuran naiknya air ke tumbuhan), karena eosin berwarna merah jadi akan mempermudah melihat pengangkutan air didalam jaringan, karena juga air tidak berwarna, jadi akan kesulitan melihat pengangkutan air.  Lalu setalah itu kami memotong pacar air (Impatiens balsamina) didalam air yang ada di dalam baskom, hal ini dilakukan agar untuk mencegah adanya atau terbentuknya ruang udara pada pembuluh xylem yang ada pada batang.
Data yang kami peroleh yaitu kelompok 1 panjang  batang 10,5 cm, panjang cabang 0,4 cm dan panjang rangka daun 6,7 cm. pada pacar air  diperoleh hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 1080 detik, kecepatan eosin naik ke cabang melalui pembuluh yaitu 1126 detik, kecepatan eosin naik ke rangka daun melalui pembuluh yaitu 1246 detik. kelompok 2 panjang  batang 17 cm, panjang cabang 0,5 cm dan panjang rangka daun 9,5 cm. pada pacar air  diperoleh hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 1433 detik, kecepatan eosin naik ke cabang melalui pembuluh yaitu 2148 detik, kecepatan eosin naik ke rangka daun melalui pembuluh yaitu 2988 detik. kelompok 3 panjang  batang 10 cm, panjang cabang 1,5 cm dan panjang rangka daun 9,5 cm. pada pacar air  diperoleh hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 609 detik, kecepatan eosin naik ke cabang melalui pembuluh yaitu 660  detik, kecepatan eosin naik ke rangka daun melalui pembuluh yaitu 773 detik. kelompok 4 panjang  batang 38 cm, panjang cabang 0,5 cm dan panjang rangka daun 8,5 cm. pada pacar air  diperoleh hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 385 detik, kecepatan eosin naik ke cabang melalui pembuluh yaitu 537 detik, kecepatan eosin naik ke rangka daun melalui pembuluh yaitu 1227 detik. kelompok 5 panjang  batang 5,5 cm, panjang cabang 1 cm dan panjang rangka daun 8 cm. pada pacar air  diperoleh hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 463 detik, kecepatan eosin naik ke cabang melalui pembuluh yaitu 792 detik, kecepatan eosin naik ke rangka daun melalui pembuluh yaitu 2464 detik. kelompok 6 panjang  batang 17,5 cm, panjang cabang 0,3 cm dan panjang rangka daun 7,7 cm. pada pacar air  diperoleh hasil kecepatan eosin naik ke batang melalui pembuluh yaitu 780 detik, kecepatan eosin naik ke cabang melalui pembuluh yaitu 900 detik, kecepatan eosin naik ke rangka daun melalui pembuluh yaitu 980 detik. Dari data di atas terlihat bahwasanya tidak ada persamaan waktu yang di butuhkan oleh eosin untuk naik ke batang, cabang dan rangka daun. Perbedaan itu dapat di karenakan oleh beberapa faktor seperti perbedaan umur batang yang digunakan, lalu panjang batang yang digunakan pun tidak sama serta lebar daun yang digunakan tidak sama. Hal itu lah yang bisa menjadi faktor adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan oleh eosin untuk dapat mencapai batang, cabang dan rangka daun tumbuhan.
Faktor yang mempengaruhi  kecepatan pengangkutan air tanah ke bagian tumbuhan adalah :
Faktor eksternal, faktor eksternal yang mempengaruhi kecepatan pengangkutan air tanah ke bagian tumbuhan sama dengan faktor eksternal yang mempengaruhi laju dari transpirasi dan daya hisap daun. Karena anatar daya hisap daun, pengangkutan air dan transpirasi sangatlah berkaitan, faktor-faktornya sebagai berikut :
a.     faktor eksternal
1.     Kecepatan angin (Izza,at al,2015). Dalam hal ini kecepatan angin sangat berpengaruh bagi kecepatan pengangkutan air tanah ke daun
2.     Cahaya (Izza,at al,2015). Cahaya sangat mempengaruhi kecepatan pengangkutan air tanah ke dun. Karena cahaya memberikan rangsangan intensitas membuka dan menutupnya stomata. Jika stomata membuka maka kecepatan pengangkutan air akan tinggi
3.     Air (Izza,at al,2015). Air juga memberikan dampak paling besar terhadap kecepatan pengangkutan air suatu tumbuhan, karena kandungan air yang sangat berlimpah bagi tumbuhan akan kecepatan pengangkutan air akan semakin tinggi dan kekurangan air memberikan dampak bagi menurunnnya kecepatan pengangkutan air.
4.      Kelembapan udara (Izza,at al,2015). Tingkat kelembapan yang tinggi merupakan faktor dari terjadinya proses transpirasi yang tinggi hal ini bisa membawa dampak bagi meningkatnya kecepatan pengangkutan air, dari pada pada udara yang kering
5.     Suhu (Izza,at al,2015). Suhu yang berada di alam akan mempengaruhu conductance dari stomata, jika stomata membuka maka kecepatan pengangkutan air akan tinggi (Prijono,et al,2016).
6.     Tekanan udara (Izza,at al,2015). Sama halnya dengan tekanan udara, tekanan udara yang tinggi akan mengakibatkan kecepatan pengangkutan air yang tinggi.
b.     Sedangkan factor internal adalah:
a)      Tekanan akar
b)      Kapilaritas
c)      Sel pemompa
d)     Kohesi
Perbandingan penampakan dari batang pacar air (Impatiens balsamina) sebelum di beri perlakuan adalah batang pacar air (Impatiens balsamina) memiliki warna transparan hijau tanpa terlihat adanya pengangkutan air didalamnya. Sedangkan pada batang pacar air (Impatiens balsamina), terlihat perubahan warna pada berkas pembulu pada batang, cabang dan kerangka daunnya. Terlihat warna merah mudah di sepanjang batang, cabang dan kerangka daunnya. Dan pada pendampakan preparat batang pacar air (Impatiens balsamina) yang belum diberi perlakuan eosin masih terlihat sel-selnya putih, sedangkan pada batang pacar air (Impatiens balsamina) yang telah diberi perlakuan dengan eosin terlihat sel-sel dalam batang tersebut berwarna merah. Hal ini dikarenakan bahwa eosin telah masuk dan mengisi ruang-ruang yang ada pada sel dan jaringan batang pacar air (Impatiens balsamina).
Telah kita ketahui bahwasannya air untuk masuk kedalam tumbuhan dengan 2 cara utama, yaitu secara dan secara ekstravaskuler. Lalu pada praktikum kali ini, kami membuktikan bahwa air dalam tanah akan masuk ke dalam tumbuhan melalui berkas pengangkut, yaitu xylem. Xylem adalah berkas pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut air serta mineral dalam tanah maupun zat hara menuju seluruh bagian tumbuhan. Pada praktikum kali ini terbukti bahwasannya air dan eosin yang ada pada tabung akan terangkut masuk kedalam pembuluh dari tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina). Mekanisme masuknya air kedalam pembuluh xylem adalah pertama air akan masuk secara horizontal ke bagian sel korteks, sel endodermis, sel perisikel dan sampailah pada pembulu xylem. Setelah air sampai pada pembulu xylem maka secara vertikal air akan naik ke daun dengan di bantu oleh aliran massa yang di sebbkan oleh adanya aktivitas transpirasi dan daya hisap pada daun, dari sisi horizontal akan dengan menggunakan daya dari  tekanan akar akan memberi sinyal pada sel pemompa untuk mendorong air. Namun pada praktikum kali ini tidak ada akar yang teribat karena akar tanaman pacar air (Impatiens balsamina)  telah dipotong, tanaman akan tetap mampu menyerap berbagai air, mineral serta unsure hara terlarut (eosin) yang berada pada air disekitarnya karena adanya kompleks berkas pengangkut ini.
Apabila terjadi kegagalan karena eosin tidak dapat masuk ke dalam berkas pengangkutnya, maka ada salah satu faktor yang bisa mempengaruhinya yaitu adanya rongga udara yang ada pada ruang berkas pengangkut jadi air dan eosin tidak bisa masuk ke dalam berkas pengangkut karena adanya tekanan udara dari atas yang mengisi berkas pembulu tersebut, adanya udara tercipta dari kurang nya praktikan dalam memejet batang pacar air (Impatiens balsamina) yang dipindah dari air dibaskom menuju kegelas ukur yang berisi larutan eosin.


VII.          PENUTUP
6.1  Kesimpulan
Percobaa kali ini terbukti bahwa naiknya air dari dalam tanah menuju ke daun melewati berkas pengangkut karena gerakan eosin dari batang menuju cabang lalu rangka daun, serta diperkuat dengan data hasil pengamatan mikroskopis yang dibuat irisan melintang batang dan terlihat sangat jelas bahwa sel-sel dari batang pacar air (Impatiens balsamina L.) terisi dengan larutan eosin. Faktor yang mempengaruhi air tanah melewati berkas pengangkut yaitu faktor eksternal seperti Kecepatan angin, Cahaya, Air , Kelembapan udara, Suhu, Tekanan udara. Sedangkan factor internalnya  adalah: Tekanan akar , Kapilaritas, Sel pemompa, Kohesi.
6.2 Saran        
Sebaiknya saat proses pengamatan pergerakan eosin pada batang pacar air (Impatiens balsamina L.) lebih teliti lagi agar data waktu yang didapatkan lebih akurat serta praktikum bisa berhasil.













DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, et al. 2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Darmanti,Sri.2015.Penebalan Dinding Sel Xilem Yanaman Kedelai (Glycine Max (L) Merr.)Var.Grobongan Akibat Cekaman Ganda Interferensi Teki (Cyperus Rotundus L) Dan Kekeringan.buletin anatomi dan fisiologi.23(2)
Fitter A. H. 1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : UGM press.
Haryanti, Sri.2009.Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata Daun Kedelai (Glycine Max (L) Merril) Pada Pagi Hari Dan Sore.Jurnal bioma .ISSN: 1410-8801 Vol. 11, No. 1.Undip:Semarang
Ismangil. Dkk. 2014. Suhu, Tekanan, Kelembaban Udara dan Pengaruh Terhadap Tanaman. Purwokerto : Unsoed press.
Izza,Faizatul, et al.2015. Karakteristik Stomata Tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan Hubungannya dengan Transpirasi Tanaman di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Khoiroh,yasminatul.2015. Pertumbuhan Serta Hubungan Kerapatan Stomata Dan Berat Umbi Pada Amorphophallus muelleri Blume Dan Amorphophallus variabilis Blume. Jurnal Biotropika. 2(5) 249 -250
Ordog,Vince. 2011. Plant Physiology. Suriah:zoltan monar
Prijono, Sugeng,et al.2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan Gliricidia sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar Serta Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-PAL, Vol. 7, No. 1, 2016 ISSN: 2087-3522 E-ISSN: 2338-1671
Silistiono2015.Pengaruh Cahaya Dan Unsur Hara Terhadap Perkembangan Buah Kacang Tanah (Arachis Hypogea)(L).Merr) seminar nasional 12
Yudiarti. dkk. 2004. Buku Ajar Biologi. Semarang : UNDIP Press.





LAMPIRAN









Kel
Foto sebelum
Foto sesudah
1.
2.


3.
4.
5.
6.
































                        









                    
                         




                               


Related Posts